News

Amankan Ruang Siber, Kabupaten Magelang Luncurkan CSIRT

Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) Kabupaten Magelang diluncurkan di kantor Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Depok Jawa Barat, Kamis (22/8/2024). Peluncuran CSIRT Kabupaten Magelang dilakukan bersama dengan 17 kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan rumah sakit di Indonesia.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Magelang Budi Daryanto sebagai Ketua CSIRT di wilayahnya, berkomitmen akan selalu menciptakan ruang siber yang aman di daerah tugasnya. Menurutnya, setelah dilantik, CSIRT Kabupaten Magelang memiliki tugas besar agar bisa saling bekerja sama, berkolaborasi, untuk menanggulangi berbagai serangan siber.

“Seperti yang kita ketahui, bahwa pernah terjadi serangan siber yang menimpa di Pusat Data Nasional, ke depan kita harus memperkuat tim siber ini, sehingga nanti kalau ada serangan-serangan, seperti saat ini makin marak judi online dan sebagainya, itu membutuhkan suatu tim yang kuat,” kata Budi, usai menghadiri acara peluncuran.
Langkah konkretnya, lanjut Budi, setelah CSIRT Kabupaten Magelang ini diluncurkan, Diskominfo Kabupaten Magelang akan membekali masyarakat dan pelaksana teknis OPD, dengan pemahaman yang baik mengenai dunia siber.

“Kami akan melaksanakan Bimtek kepada rekan-rekan yang ada di OPD, terutama mereka yang pemegang-pemegang data dan sebagainya. Kita Bimtek untuk lebih berhati-hati, agar mengetahui cara menangani serangan siber yang ada di masing-masing OPD,” pungkasnya.
Kepala BSSN Hinsa Siburian menyebutkan saat ini telah hadir dunia baru, yaitu dunia siber. Dalam dunia siber, menurut Hinsa ada manfaat dan ancaman sekaligus. Dunia siber ini menjadi center of gravity, sangat ketergantungan kehidupan di darat, laut, dan udara dengan ruang siber.
“Presiden mengamanatkan agar kita bisa melindungi masyarakat kita di ruang siber karena di situ ada kejahatan,” kata Hinsa.

Dalam ruang siber, lanjutnya, ada peluang kesejahteraan dan kejahatan. Fungsi BSSN lebih kepada bagaimana agar kejahatan tersebut tidak mengganggu, tidak merusak hidup dan kehidupan.
“Kalau di darat, laut, dan udara kita sudah punya TNI dan Polri. Tetapi untuk di ruang siber kita BSSN sedang membangun pasukan-pasukan siber yaitu Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS). Kalau pengamanan secara fisik dengan banyak orang pasti menang, tapi di ruang siber menggunakan teknologi, maka manusianya memang harus dibina,” pesannya.

Hinsa menambahkan ada ancaman yang bersifat teknis dan menyerang sistem. Hampir semua instansi menggunakan sistem elektronik dan digitalisasi. Semakin tinggi pemanfaatan teknologi dan komunikasi pada saat itu juga paralel akan muncul ancaman.

“Kalau mau aman ya tentunya tidak menggunakan digitalisasi, tapi kalau kita tidak menggunakan digitalisasi kita akan lambat, kita akan tertinggal. Maka kita harus bisa menyesuaikan, beradaptasi, mengatur keseimbangan. Kita perlu kecepatan, kenikmatan, tapi kita juga perlu mempertimbangkan masalah keamanan,” tandasnya.

Peluncuran TTIS bersama yang melibatkan berbagai sektor, akan memberikan persepsi yang sama dalam pembentukan dan pembinaan dalam penanganan insiden bagi sektor pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun di sektor pembangunan manusia.(as)

Related Posts

1 of 10